Rabu, 20 Januari 2016

KONSEP DASAR KEPERAWATAN PSORIASIS



KONSEP DASAR KEPERAWATAN PSORIASIS

A.  Pengkajian
Pada saat pengkajian yang perlu ditanyakan :
1)   Keluhan utama
2)   Mulai kapan gejala timbul
3)   Perjalanan penyakit
a)      Terus menerus dari ringan, sedang, dan berat
b)      Hilang timbul
c)       Pada saat/musim tertentu
d)     Sebelum gejala timbul, apakah klien mengkonsumsi obat-obatan tertentu
e)       Pernahkah klien mendapatkan pengobatan sebelumnya dan bagaimana hasilnya
f)       Apakah dalam keluarga, ada yang mempunyai penyakit seperti yang diderita klien
g)      Bagaimana lingkungan tempat tinggal klien
4)   Pemeriksaan fisik
·                     Keadaan umum lemah
·                     Tanda-tanda vital khususnya suhu meningkat yaitu sekitar 38o-39oC
·                     Eritema yang bersisik, batas tegas/menyolok 
·                     Lesi kering dan timbul pruritus
·                      Adanya lubang-lubang atau kerusakan total pada kuku dan tangan
·                      Lesi tidak simetris bilateral
·                      Lesi dapat timbul pada luka bekas garukan.
B.  Diagnosa Keperawatan
a)      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis
b)      Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit
c)      Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri
d)     Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis

C.  Rencana Intervensi
a)   Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis
Tujuan : Kerusakan integritas kulit dapat teratasi dalam 3 x 24 jam.
Kriteria Hasil :    Area terbebas dari infeksi lanjut, kulit bersih dan lembab    
Rencana Tindakan Keperawatan :


1)      Kaji keadaan kulit
Rasional : Mengetahui dan mengidetifikasi kerusakan kulit untuk melakukan intervensi yang tepat.
2)      Kaji keadaan umum dan observasi TTV.
Rasional : Mengetahui perubahan status kesehatan pasien.
3)      Kaji perubahan warna kulit.
Rasional : Megetahui keefektifan sirkulasi dan mengidentifikasi terjadinya komplikasi.
4)      Pertahankan agar daerah yang terinfeksi tetap bersih dan kering.
Rasional : Membantu mempercepat proses penyembuhan.
5)      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan.
Rasioanal : Untuk mempercepat penyembuhan.
b)   Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal
Kriteria Hasil : suhu 36,70c – 370c, klien tidak mengeluh panas.
Rencana Tindakan Keperawatan
1)      Kaji tanda-tanda vital
Rasional : untuk menentukan intervensi selanjutnya
2)      Beri kompres dingin
Rasional : Menimbulkan evek vasodelatasi vaskularisasi sehingga mempercepat proses evaporasi dan menurunkan panas.
3)      Anjurkan klien memakai pakaian yang menyerap keringat
Rasional : Memberikan rasa nyanman pada klien
4)      Kolaborasi pemberian antipiretik
Rasional : Pemberian obat mempercepat menurunkan panas
c)   Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri
Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi dalam 3 x 24 jam
Kriteria Hasil : Dapat berinteraksi seperti biasa, rasa percaya diri timbul.
Rencana Tindakan Keperawatan :
1)      Kaji perubahan perilaku pasien seperti menutup diri, malu berhadapan dengan orang lain.
Rasional : Mengetahui tingkat ketidakpercayaan diri pasien dalam menentukan  intervensi selanjutnya.
2)      Bersikap realistis dan positif selama pengobatan, pada penyuluhan pasien.
Rasional : Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara perawat-pasien.
3)      Beri harapan dalam parameter situasi individu.
Rasional : Meningkatkan perilaku positif
4)      Berikan penguatan positif terhadap kemajuan.
Rasional : Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif.
5)      Dorong interaksi keluarga.
Rasional : Mempertahankan garis komunikasi dan memberikan dukungan terus-menerus pada pasien.
d)  Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis
Tujuan : Ansietas dapat diminimalkan sampai dengan diatasi setelah 3 x 24 jam
Kriteria Hasil : pasien tampak rileks, pasien menunjukkan kemampuan mengatasi masalah dan menggunakan sumber-sumber efektif, tanda-tanda vital normal, pasien melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi

Rencana Tindakan Keperawatan :
1)      Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab bila mungkin
Rasional : Identifikasi masalah spesifik akan meningkatkan kemampuan individu untuk menghadapinya dengan lebih realistis
2)      Kaji ulang keadaan umum pasien dan TTV
Rasional : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
3)      Berikan waktu pasien untuk mengungkapkan masalahnya dan dorongan ekspresi yang bebas, misalnya rasa marah, takut, ragu
Rasional : Agar pasien merasa diterima
4)      Jelaskan semua prosedur dan pengobatan
Rasional : Ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman dapat menyebabkan timbulnya ansietas
5)      Diskusikan perilaku koping alternatif dan tehnik pemecahan masalah
Rasional : Mengurangi kecemasan pasien

D.  Implementasi
a)   Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis
1)      Mengkaji keadaan kulit
2)      Mengkaji keadaan umum dan observasi TTV.
3)      Mengkaji perubahan warna kulit.
4)      Mertahankan agar daerah yang terinfeksi tetap bersih dan kering.
5)      Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan.

b)   Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit
1)      Mengkaji tanda-tanda vital
2)      Memberi kompres dingin
3)      Menganjurkan klien memakai pakaian yang menyerap keringat
4)      Berkolaborasi pemberian antipiretik
c)   Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri
1)      Mengkaji perubahan perilaku pasien seperti menutup diri, malu berhadapan dengan orang lain.
2)      Bersikap realistis dan positif selama pengobatan, pada penyuluhan pasien.
3)      Memberi harapan dalam parameter situasi individu.
4)      Memberikan penguatan positif terhadap kemajuan.
5)      Mendorong interaksi keluarga.
d)  Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis
1)      Mengkaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab bila mungkin
2)      Mengkaji ulang keadaan umum pasien dan TTV
3)      Memberikan waktu pasien untuk mengungkapkan masalahnya dan dorongan ekspresi yang bebas, misalnya rasa marah, takut, ragu
4)      Menjelaskan semua prosedur dan pengobatan
5)      Mendiskusikan perilaku koping alternatif dan tehnik pemecahan masalah

E.  Evaluasi
                    Setelah dilakukan tindakan keperawatan, maka hasil yang diharapkan pada proses evaluasi adalah sebagai berikut :
a)   Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
b)   Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh, suhu tubuh klien dalam keadaan normal ( 36,7o-37oC)
c)   Tidak terjadi gangguan konsep diri, klien memiliki kepercayaan diri yang baik
d)  Klien tidak mengalami ansietas



BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit psoriasis merupakan salah satu penyakit/gangguan sistem integumen dimana kulit mengalami peradangan kronis (sering kambuh) yang disebabkan oleh  GenetikImunologik,Stres PsikikInfeksi fokal, Faktor Endokrin, Gangguan Metabolik, Obat-obatan, Alkohol.
Penyakit ini terjadi pada setiap usia. Pada psoriasis ditunjukan adanya penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas. Selain itu jumlah sel-sel basal yang bermitosis juga meningkat.
Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.
Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya.Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih serta transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
Ada dua tipe pengobatan pada penderita psoriasis yaitu pengobatan sistemik dan pengobatan topikal dimana pengobatan sistemik lebih banyak memberikan efek samping.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar